Sabtu, 27 November 2010

Penjual adalah Raja?

Alkisah seorang pemuda perokok yang penghasilannya turun karena pindah kerja, berpikir untuk mengganti rokok karena penghasilannya, (seharusnya berhenti saja) maklum, perokok (banyak alasan). Ia pun akhirnya bertemu pada suatu saat di mana rokok nya habis, dan segera bergegas menuju supermarket terdekat yang bisa ia raih, dengan maksud sambil melihat-lihat harga yang cocok.

Dan akhirnya dia pun membeli satu sachet kopi kesukaannya (kenapa tidak ganti merk kopi saja, kalau begitu), dan sampailah dia pada meja kasir dimana disitu terdapat banyak merk rokok yang tersedia. dan si penjaga kasir pun menghitung-hitung total belanjaan si pemuda, setelah selesai, ia pun bertanya, "Apa lagi mas?". Si pemuda berpikir sambil melihat-lihat merk rokok yang ada, "Hmmm...kalo yang paling murah apa ya, mbak?". Si penjaga kasir pun menjawab sambil melihat-lihat, "Oh yang ini merk A**che" sambil menunjuk ke sebungkus rokok berwarna coklat dengan ikon pria indian.

Dari warna bungkusnya si pemuda berpikir itu bukan rokok tipe Light atau Mild yang ia cari. Sehingga ia pun menampik, "Ah, itu mah ga Mild yah?..yang Mild atau Light dong mbak..". Entah salah apa si pemuda itu, tiba-tiba salah satu teman penjual kasir (yang berprofesi sama tentunya) yang sedang membereskan barang-barang sambil jongkok bergumam dengan wajah judes, "TINGGAL TAMBAHAN WE A, DIBUNGKUSNA MAKE TULISAN MILD ATAWA LIGHT NGANGGO SPIDOL PERMANEN". "Akh.." si pemuda itu tersentak seperti tertusuk hatinya. "(Neng, belum sarapan ya? Sensi amat, kalau belum tuh kan ada piring kosong di rak belanjaan TULIS AJA NASI GORENG SPECIAL BIKIN KENYANG PAKE SPIDOL PERMANEN TERUS ENTE JILAT-JILAT SAMPAI KENYANG!)", ingin sekali si pemuda tersebut mengatakan itu, tapi..ya sudahlah, pikir pemuda itu. "Ya sudah mbak, yang itu saja."

Akhirnya si pemuda membeli rokok yang biasa ia gunakan, hingga saat ini, hingga saat tulisan ini ditulis dengan tidak menggunakan spidol permanen, namun memakai keyboard dengan cara diketik.

Dedicated to : Mbak-mbak sang penjaga kasir, "Semoga sukses selalu mbak." dan, "Hidup Spidol Permanen!"

3 komentar:

  1. Gyahhaha...

    I've been there n done all that, dude*bagian disensi-in-nya ya, bukan soal rokok, kopi, bangkrut n stuff, hehe..

    Kadang2 saya berpikir, mungkin mereka kira being rude is being cute, lolzz

    Atau mungkin, mereka memang belum sarapan?? Kan jam kerja mereka dimulai sangat pagi sekali; jm 7! Memulai aktivitas sepagi itu memang sangat berat,, bayangkan soal morning snap yg harus dilakukan setiap harinya, pheww..

    Intinya, sesama proletar harus selalu berbaik sangka. Iya toh?? hohoho ^^

    BalasHapus
  2. Being rude is being cute? Are there's no other way for being cute!? Heheh.

    Intinya, sering kali kita bertemu dengan keadaan dimana kita sedang melakukan aktifitas jual-beli baik produk ataupun jasa menemukan kekecewaan dari segi pelayanan, ataupun produk/jasa yang diberikan penjual, ibarat peribahasa, "Pembeli adalah Raja", kejadian di atas sungguh bertolak belakang dengan peribahasa tersebut.

    Namun...yang saya tekankan adalah bijaklah menghadapinya, karena setiap orang mempunyai masalah, jika masih bisa menerima dengan sabar, selama tidak membuat rugi. Tak usah dihiraukan saja, ada banyak alasan kenapa mereka seperti itu.

    Contohnya salah satu RS Pemerintah, yang sering dibilang pelayanan yang parah sekali. Bagi saya, itu bukan karena Human error (mungkin sebagian ada juga, saya tidak tahu), namun saya berpikir itu adalah RS dengan pasien yang banyak sekali, dari berbagai kalangan ada yang ber-Jaminan lah, ada yang mau ikut Tes lah, ada yang lagi magang lah dsb, mungkin wajar saja jika pelayanan apa adanya. Hehe. karena "Raja"-nya kebanyakan, namun pelayannya sedikit, seperti piramida terbalik, Berat..hehe

    Itu kembali pada sistem yang salah, jika sistem yang salah, siapa yang harus disalahkan? pembuat sistem kah? yang menjalankan sistem kah? atau apakah?

    Tidak ada waktu memikirkan itu, biar para pemimpin saja (Doakan lah para pemimpin kita), lakukan saja apa yang bisa dilakukan, percaya dengan apa yang kita percayai. Hehe

    Salam,

    Korban suatu sistem yang sudah lelah karena selalu mentah, Pendo'a yang percaya.

    BalasHapus
  3. Whaaaa.. good point!

    Lihat betapa waktu sudah membuktikan kehebatannya dalam merubah seseorang, ck..ck..ck.. You're a total muse thinker now!

    Can't wait for another post, dude!!

    BalasHapus